Jakarta, MNID. Ganjar Pranowo, satu dari dua calon presiden yang dikalahkan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024, ikut mengomentari fenomena matahari kembar yang tengah terjadi di pangung politik nasional.
Matahari kembar ini merujuk pada situasi di mana sejumlah menteri Kabinet Merah Putih masih merasa diri mereka sebagai pembantu mantan presiden Joko Widodo. Di saat Prabowo Subianto sebagai presiden yang sah melakukan kunjungan kenegaraan ke sejumlah negara baru-baru ini untuk memastikan posisi Indonesai di arena internasional yang sedang sangat dinamis, kelompok menteri itu berkunjung ke kediaman Jokowi di Solo sebagai tanda bakti mereka.
Tidak sedikit di antara mereka yang menyebut Jokowi sebagai “bos”. Bahkan, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menggambarkan hubungan dirinya dengan Jokowi selayaknya hubungan seorang kiai dengan santri.
Nah, Ganjar Pranowo kepada wartawan di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa malam, 15 April 2025, mengatakan, kelompok menteri ini memang sebelumnya adalah pembantu Jokowi di pemerintahan.
“Kan mereka dulu menterinya (Jokowi),” kata Ganjar.
Keberadaan mereka di Kabinet Merah Putih pun, sambung Ganjar, karena rekomendasi Jokowi. Namun, mengingat Jokowi bukan presiden lagi, dan Prabowo-lah yang kini menjadi presiden, seharusnya menteri-menteri itu taat pada Panglima Tertinggi.
Tentang matahari kembar, Ganjar dengan tegas mengatakan, tidak boleh sampai ada anggapan seperti itu.
“Tidak boleh matahari kembar. Masak mataharinya kembar. Nanti pemimpinnya bingung, anak buahnya bingung,” tandasnya.