Jakarta, MNID. Seorang netizen, yang patut diduga menggunakan nama samaran di akun X, sedang jadi perhatian. Dalam rangkaian posting yang ditulisnya Sabtu, 12 April 2025, @tokotanX, nama akun samaran itu, menceritakan tentang dilema yang dihadapinya karena bertugas mendampingi seorang menteri.
Dalam rangkaian posting itu, @tokotanX tidak menyebutkan nama sang menteri dan kementerian yang dimaksudnya. Dan itu tentu saja membuat warga dunia maya yang mengikuti ceritanya itu bertanya-tanya tentang sosok yang dimaksudnya. Juga, apakah cerita yang disampaikannya itu memang benar terjadi.
Sampai laporan ini diturunkan cerita yang disampaikan @tokotanX telah dibaca sebanyak 3,6 juta kali.
Pemilik akun @tokotanX menuliskan ceritanya dengan menggunakan gaya penulisan yang khas. Untuk memudahkan pembaca mengikuti ceritanya, Redaksi MNID menuliskan ulang rangkaian cerita @tokotanX itu.
Semingguan ini kerjaan gua harus berhadapan dengan salah satu menteri dan demi Allah gua rasanya mau bundir di tempat saking tololnya tu orang tidak mengerti apapun. Setiap dia ngomong juga ngelantur ke mana-mana, seperti orang berkebutuhan khusus. Gua rasanya mau nangis menghadapi orang dengan otak sekosong itu.
Terus, dia dengan bangganya ngomong, “Saya jaman sekolah tidak pernah merasakan 10 besar. Malah hampir DO melulu. Makanya saya tidak bisa bicara bahsa Inggris”, waktu mendengar istilah-istilah Inggris yang digunakan dalam perbincangan (yang memang tidak bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia karena itu istilah lapangan, dan dia tidak mengerti.
Terus dia lanjut menyombongkan diri, “Tapi walaupaun begitu, saya sekarang pejabat.” Lu harus lihat muka bule-bule di tempat gua pada pasang wajah (emoticon patung batu) saat mendengar bacot dia. Ada satu rekan yang mengatakan, “But without education you won\'t be credible in your position.” Terus semua diam, gua diam, dia diam.
Bunuh gua aja daripada harus bicara dengan golongan makhluk tolol. Bahkan semua orang yang kerja bareng gua tidak tahan talking to dumbass is so painfull. Apalagi untuk kerjaan.
Bahkan saat ketemu, kita semua sudah siap dengan job desk masing-masing, tapi dia datang terlambat. Bahkan saat bertemu, tahu-tahu minta salam-salaman dengan semua bule ini. Lalu saat semua locking-in, dia malah mengatakan, “Hehehe, sebenarnya saya tidak ada persiapan apa pun ke sini. Tidak tahu mau bicara apa.”
Makanya lu semua pada paham kan ya kenapa gua stress melulu di kerjaan, karena capek secapek-capeknya. Terkadang gua juga harus menghadapi makhluk idiot seperti ini tapi orang penting.
Pokoknya doakan saya ya gaes, kerjaannya masih berlangsung lama. Minggu depan masih harus bertemu dengan beliau. Doakan kakiku tidak tiba-tiba menempeleng wajah beliah yang terhormat. Rekan-rekan ku dari negara lain sudah iba banget padaku. Mereka flabbergasted (sangat terkejut, red), ternyata selama ini aku hidup di negara seperti ini.