Dr. AHY: Indonesia Harus Ubah Krisis Menjadi Peluang dengan Empat Strategi

Image 3
Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono.

Jakarta, MNID. Dunia sedang bergerak begitu cepat. Perubahan tidak hanya terjadi di bidang teknologi dan gaya hidup, melainkan juga pada peta kekuasaan global, jalur pedagangan dan keamanan dunia.

Gelombang baru proteksionisme, geopolitik yang memanas, dan melemahnya multilateralisme telah menciptakan dunia yang semakin penuh dengan ketidakpastian dan kejutan.

Demikian dikatakan Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Dr. Agus Harimurti Yudhoyono, ketika membuka Diskusi Panel bertema “Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan, dan Ekonomi Global, yang diselenggarakan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu, 13 April 2025.  

Kegiatan ini dihadiri sejumlah tokoh seperti Presiden ke-7 Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Chairul Tandjung. Beberapa menteri Kabinet Merah Putih juga terlihat hadir di ruangan, seperti Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, Menteri Transmigrasi, Iftitah Suryanegara, dan Wakil Menteri ATR Ossy Dermawan.

“Dunia tidak lagi dibagi menjadi yang kuat dan yang lemah, tetapi antara yang cepat dan yang tertinggal,” ujar AHY yang juga Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Kabinet Merah Putih.

Dalam sambutannya, AHY juga menyinggung kebijakan tarif tinggi pemerintah Amerika Serikat. Menurut AHY, kebijakan Presiden Donald Trump itu bukan sekadar kebijakan ekonomi, melainkan juga simbol kembalinya realisme ofensif melalui pendekatan ekonomi dalam hubungan internasional. Dan ini dibuktikan dengan retaliasi Tiongkok yang tidak kalah keras.

“Dampaknya risiko resesi global di tahun ini meningkat tajam. Unfortunately, this is not an April Mop, this is not a hoax,” ujar AHY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat.

Menurut AHY, perkembangan terbaru ini berpotensi membawa dunia ke dua arah yang ekstrem. Pertama, negara-negara terdampak akan menjauhi Amerika Serikat dan membangun blok ekonomi baru. Kedua, jika kebijakan Trump ini terbukti efektif untuk memaksa negara-negara lain, maka dunia akan semakin tunduk pada satu kekuatan yang semakin hegemonik.

“Apapun hasilnya, satu hal yang pasti, kita menghadapi risiko framgmentasi ekonomi, politik dan ekonomi,” sambungnya sambil menambahkan Asia Pasifik akan menjadi panggung utama dari ketegangan baru ini.

AHY dalam sambutan itu juga mengapresiasi pendekatan dual track diplomacy yang diambil Presiden Prabowo Subianto. Di satu sisi mengirimkan tim khusus untuk melakukan negosiasi, dan di sisi lain membangun komunikasi dengan negara lain. Ini adalah diplomasi yang tidak reaktif dan tidak pasif.

Empat Strategi Domestik

Dalam kesempatan itu, AHY menawarkan empat strategi yang perlu dikembangkan Indonesia.

Pertama, memperkuat struktur ekonomi domestik, dengan bekerja keras mempertahankan pertumbuhan ekonomi, termasuk dengan mendatangkan investasi demi melanjutkan pembangunan dan membuka lapangan pekerjaan.

Kedua, seperti yang sering disampaikan Chairman TYI, Susilo Bambang Yudhoyono, Indonesia harus mengubah krisis menjadi peluang.

“Gunakan momentum ini untuk mendorong transformasi ekonomi, mempercepat hilirisasi dan digitalisasi. Segera mewujudkan ekonomi hijau. Termasuk transisi energi baru dan terbarukan,” ujarnya.

Strategi ketiga adalah melakukan diversifikasi pasar dan mitra strategis. Indonesia harus aktif mengembangkan perdagangan di sejumlah kawasan potensial seperti di Eropa, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, dan negara-negara Global South lainnya.

“Bersama negara-negara mitra strategis Indonesia harus memperkuat sistem perdagangan dan multilateralisme yang tidak diskriminatif dan saling menguntungkan,” tegas AHY.

Hal lain yang harus dilakukan Indonesia adalah memperkuat solidaritas ASEAN sehingga ASEAN dapat bersuara satu dalam membela prinsip perdagangan adil dan terbuka.

“Solidaritas adalah kekuatan kita, kolaborasi adalah harapan kita,” demikian AHY.

Berita Terkait

Berita Lainnya