Jakarta, MNID. Pertemuan Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri di kediaman Mega di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin malam, 7 April 2025 memperlihatkan bahwa sang tuan rumah memegang kendali jalannya pertemuan.
Di sisi lain, gesture Prabowo memperlihatkan ia dalam posisi yang tidak mudah menghadapi dinamika politik dan ekonomi.
“Dari gesture kedua tokoh tersebut, saya melihat posisi Megawati sebagai pihak yang memegang kendali pertemuan. Dengan kata lain ini menunjukkan situasi yang dirasakan semakin berat oleh PS. Baik itu ekonomi maupun politik. Demonstrasi besar sebelum Lebaran sepertinya akan berlanjut pasca Lebaran,” ujar pengamat politik Gde Siriana kepada redaksi MNID.
Hal ini, sambungnya, tentu saja berdampak negatif bagi pemerintah yang sedang berupaya merncari kreditor atau investor besar dari luar negeri.
“Kita bisa ikuti anjloknya IHSG maupun kurs. Meskipun saat ini sektor ril masih aman, kebutuhan-kebutuhan domestik masih cukup, tapi gejolak di BEI maupun kurs secara ekstrim dapat mengganggu sektor ril,” sambung Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS) itu.
Gde Siriana juga menduga dalam pertemuan itu tidak kesepakatan strategis antara sang tuan rumah dan sang tamu. Kecuali, sambungnya, ada peluang Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto akan lepas dari jerat hukum.
“Bagaimana juga sebagai sekjen partai, Hasto merepresentasikan marwah Megawati. Itulah kenapa sampai saat ini belum ada pengganti permanen Hasto di partai,” demikian Gde Siriana.