Jakarta, MNID. Tuduhan terhadap keterlibatan politisi Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dalam praktek bisnis judi online (judol), hanyalah insinuasi belaka yang sangat tendensius, dengan maksud menggiring opini publik, untuk merusak nama baik serta pembunuhan karakter (character assasination), karena tidak murni berbasis fakta yang jernih dan otentik.
Terkait publikasi majalah TEMPO bertajuk “Pengusaha dan Politikus Pengendali Judi Online di Kamboja” pada Minggu, 6 April 2025, yang dialamatkan kepada Ketua Harian DPP Partai Gerindra, laksana penyajian berita versi jurnalisme kuning, yang mengutamakan sisi bombastis, tapi kehilangan makna dan substansi.
“Cerita yang disajikan TEMPO hanyalah tuduhan licik, dengan prasangka belaka, berbaur kebencian dan sensasi, tanpa mengacu pada kaedah jurnalistik, tapi justru bersifat rekaan dan mengedepankan prasangka buruk,” tandas Ketua Majelis Jaringan ProDem Iwan Sumule.
Dengan mengaitkan nama Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco terlibat judi online, tentu menjadi seksi dan menarik untuk bahan viral di tengah disrupsi media dan informasi saat ini, tanpa memperhitungkan dampak kerusakan sosial dan politik terhadap Dasco, yang kini dikenal sebagai salah satu figur penting penopang kekuatan politik Presiden Prabowo.
Menurut Iwan Sumule, media sekaliber TEMPO, harusnya melakukan konfirmasi terlebih dahulu ke Sufmi Daco, dengan memegang prinsip uji informasi, keberimbangan atau check and balances, dan tidak mempraktikkan jurnalisme penerawangan, dengan gegabah mencampurkan aduk antara fakta dengan opini bermotif penghakiman.
“Memang ini seolah jadi pola dan modus TEMPO mencuri perhatian publik. Semisal tahun 2003, media ini pernah dinyatakan bersalah dan mengganti rugi ratusan juta gara-gara secara teledor menyinggung salah satu nama pengusaha tanah air,” papar Sumule di Jakarta, Selasa, 8 April 2025.
Terkait dugaan keterlibatan Dasco dengan Golden Oasis yang disebut pengendali judi online di Kamboja, hal tersebut terjadi hanyalah hubungan bisnis di masa lalu. Tepatnya saat Dasco menjadi komisaris di MNC, sementara hubungan bisnisnya sebatas properti secara legal.
“Kalau itu bisnisnya ilegal atau bisnis kasino, tentu Pak Dasco tidak akan mencantumkan hal itu dalam CV, namun dengan alasan memang bisnis tersebut murni dengan legalitas terang benderang, tidak melanggar hukum. Jadi sekali lagi, apa yang dilansir medi grup TEMPO, benar-benar mencederai nama baik Pak Dasco,” tandas Sumule.
Iwan Sumule yang juga Wakil Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) mendesak pihak TEMPO segera melakukan klarifikasi dan mungkin melanisme hak jawab yang fair sebagaimana diamanatkan UU Pokok Pers, agar isu keterlibatan Dasco tidak semakin liar, yang bisa menimbulkan gejolak di kemudian hari.
“Sebagai Ketua DPP Partai Gerindra, saya tidak terima jika kehormatan dan nama baik ketua hariannya dicederai dengan pemberitaan berbasis halusinasi dan insinuasi, dengan berlindung di balik narasumber fiktif atau imajiner,” demikian tandas Sumule, sambil menambahkan, “Pak Dasco itu sosok religius, sudah haji, dan agak mustahil berbisnis judi yang merusak kehidupan sosial umat.”