Jakarta, MNID. Sekelompok ibu berkumpul di depan pusat perbelanjaan Sarinah di Jalan MHThamrin, Jakarta, Jumat siang, 28 Maret 2025. Mereka mendukung aksi mahasiswa yang menentang RUU TNI yang telah disahkan DPR RI.
Mereka menuntut Presiden Prabowo Subianto membatalkan RUU TNI yang disahkan DPR RI Kamis pekan lalu, 20 Maret 2025.
“Inisiatif Suara Ibu Indonesia digagas karena dua hal, yakni keinginan untuk melindungi anak-anak mahasiswa yang berdemo menolak RUU dan UU TNI dari kekerasan aparat, dan menyampaikan protes pada pangkal masalahnya, yaitu disahkannya UU TNI,” ujar Avianti Armand seorang arsitek dalam aksi.
Kelompok ini juga meminta agar TNI tidak kembali ditarik masuk ke ranah politik dan bisnis seperti terjadi di masa Orde Baru.
“Kehadiran ibu-ibu dalam gelombang protes ini bisa dilihat sebagai sesuatu yang genting. Kalau ibu-ibu sudah turun ke jalan, pasti ada situasi kritis yang memaksa mereka bertindak. Secara naluriah, perempuan memiliki sifat melindungi keluarga, terutama anak-anak yang dicintainya,” ujar Karlina Supelli yang pada 1998 menggagas gerakan Suara Ibu Peduli.
“Dalam keadaan genting, seorang Ibu akan bersedia “pasang badan”, menjadi tameng untuk melindungi anak-anaknya,” sambungnya Karlina.
Inisiatif Suara Ibu Indonesia terinspirasi dan merujuk pada sejarah Suara Ibu Peduli sebelum reformasi dan gerakan Kamisan yang telah berlangsung selama 18 tahun yang digagas oleh Sumarsih Maria, ibunda dari Wawan yang tewas karena kekerasan aparat dalam Tragedi Semanggi.
“Kami berharap bahwa dengan terlibatnya ibu-ibu dalam demo menolak UU TNI, gerakan ini bisa menggugah hati para ibu di seluruh Indonesia dan akan terus membesar hingga punya dampak yang serius dalam mendorong dibatalkannya UU TNI,” ujar Avianti.
Aksi damai ini merupakan permulaan dari perjuangan kaum perempuan Indonesia untuk melindungi dan mendampingi mahasiswa meneruskan tuntutannya menolak revisi UU TNI. Gerakan Suara Ibu Indonesia dan aksi damai ini selanjutnya akan dilakukan dengan berkolaborasi dengan komunitas dan lembaga-lembaga lain yang sudah terlibat dengan berbagai fokus.
