Oleh: M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan
TIM Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) melakukan Konperensi Pers 25 Maret 2025 di Tanah Abang III tentang rencana bersilaturahmi atau halal bil halal atau datang rame-rame atau geruduk rumah Jokowi di Jl Kahuripan Utara Kel Sumber kec Banjarsari Surakarta. Tanggal 16 April 2025 hari Rabu Jam 10.00. Surat kepada pak Jokowi sudah dilayangkan.
Tujuannya di samping Silaturahmi atau Halal bil Halal dengan keluarga Jokowi juga ingin bicara “40 mata” tentang ijazah UGM nya, punyakah ijazah asli ? 40 mata ingin melihat sendiri keberadaannya. Moga momen bersejarah ini ter-pod cast-kan dan Jokowi tidak memilih untuk sembunyi di gorong-gorong atau sedang pergi meresmikan patung “Dracula Jawa” di Antartika.
Silaturahmi ke Surakarta adalah kelanjutan dari agenda jumpa Rektor UGM nanti tanggal 15 April 2025 hari Selasa. Ini untuk mem-follow up pertarungan antara Dekan Fakultas Kehutanan UGM Dr. Sigit Sunarta melawan alumni Elektro UGM Dr. Rismon Sianipar. Sudah beberapa ronde keduanya bertarung dan terlihat Sigit berulang terkena pukulan jab dan hook Sianipar. Namun Sigit belum juga terkapar apalagi menggelepar.
TPUA ingin mendapat informasi dari Rektor Prof. dr. Ova Emilia, SPOG (K) PhD mengenai dokumen lebih rinci dari “alumnus” Fakultas Kehutanan bernama Joko Widodo yang dinilai jenius dapat menyelesaikan kuliah 5 tahun pada tahun 1985. Menurut Dr Rismon kehebatan Joko Widodo adalah mampu membuat lembar pengesahan tahun 1985 dengan pola penulisan komputer yang baru ada tahun 1992.
TPUA akan menyampaikan tantangan Dr. Rismon H. Sianipar untuk uji karbon atas kertas yang digunakan skripsi dan ijazah Joko Widodo. Carbon-14 dating analysis diperlukan untuk tiga sampel yaitu ijazah, lembar pengesahan, dan lembar prakata tanpa Kasmudjo. Dr Rismon minta uji karbon dilakukan di lima negara. Soal biaya siap edar kencleng.
Tiga pihak dituntut memiliki itikad baik untuk menyelesaikan gonjang-ganjing ijazah palsu Jokowi. Pertama, Jokowi sendiri yang berani menunjukkan ijazah asli UGM nya. Kedua, UGM yang secara jujur dan saintifik menjelaskan keberadaan skripsi dan ijazah Joko Widodo. Ketiga, Bareskrim Mabes Polri yang telah memiliki data untuk segera bergerak. Perdagangan ijazah dan ketidakjujuran akademik harus segera dihentikan dan dibasmi.
Kunjungan, silaturahmi atau halal bil halal ke rumah Jokowi, khususnya ke UGM, juga bisa dibersamai oleh tokoh-tokoh alumni UGM seperti Prof. Anies Baswedan (Mantan Gub. DKI, Capres terzalimi), Ganjar Pranowo, SH, M.IP (Mantan Gub Jateng, Capres terzalimi), Dr. Refly Harun (Pakar HTN, Jurnalis), Dr. KMRT Roy Suryo (Pakar Telematika, Fufufafa-is), dan lainnya.
Halal bil halal atau open house para pejabat atau orang penting yang biasa dilakukan pasca lebaran, kiranya akan lebih bermakna jika memiliki dampak sosial serta kemashlahatan bangsa. Apalagi jika kegiatan semacam open house itu bisa membongkar ketupat palsu yang menipu dan membahayakan rakyat, bangsa, dan negara.
Hayo Pak Jokowi open your house untuk komunikasi terbuka tentang pertanyaan rakyat Indonesia mengenai ijazah miliknya. Setelah bulan Ramadhan sebagai penempa kejujuran, bulan syawal adalah halal bil halal, semua serba halal. Skripsi dan ijazah pun harus halal. “The Final Attack” TPUA semoga menjadi “The Final Count Down” menuju keterbukaan.
Berangkat dari Yogyakarta berujung di Yogyakarta.
Berangkat dari Surakarta berakhir pula di Surakarta.
Ada cerita duka nestapa dari seorang anak manusia.