Jakarta, MNID. Pada 18 Maret 2025, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, menghadiri sekaligus menyampaikan pidato kunci dalam peluncuran AI Blockchain Centre Indonesia (ABCI) di Jakarta. Dalam pidatonya, Duta Besar Djauhari Oratmangun menyampaikan pentingnya kolaborasi ini sebagai momentum strategis bagi Indonesia dalam penguasaan teknologi digital.
Ia menilai kemitraan Indonesia-Tiongkok memiliki potensi besar untuk memperkuat daya saing nasional, khususnya dalam pengembangan teknologi AI, blockchain, dan otomatisasi.
Inisiatif ini sejalan dengan diplomasi ekonomi berbasis teknologi antara Indonesia dan Tiongkok. ABCI diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia dalam persaingan global serta memastikan negara ini memperoleh manfaat maksimal dari perkembangan pesat teknologi digital.
ABCI merupakan inisiatif sektor swasta yang bertujuan mendorong inovasi dan mempercepat transformasi Indonesia menuju ekonomi digital berbasis pengetahuan. Lembaga ini akan berperan sebagai jembatan strategis antara riset, dunia bisnis, serta pembuatan kebijakan publik terkait teknologi digital.
Pusat inovasi ini dipimpin oleh Pang Xue Kai, yang sebelumnya memiliki rekam jejak sukses dalam memimpin Tokocrypto, bursa kripto terbesar di Asia Tenggara yang kemudian diakuisisi oleh Binance. Dengan pendekatan berbasis swasta, ABCI memiliki fleksibilitas tinggi untuk bergerak dinamis, melakukan eksperimen inovatif, dan menghasilkan solusi teknologi yang aplikatif.
ABCI juga mengelola Dana Inovasi AI, Blockchain dan Otomatisasi, yang memberikan dukungan finansial kepada startup potensial dalam mengembangkan solusi berbasis AI, blockchain, dan teknologi otomatisasi yang relevan dengan kebutuhan pasar dan masyarakat.
Diharapkan kehadiran ABCI juga dapat memicu inisiatif bagi kalangan muda di Indonesia yang memiliki keahlian dan entusiasme tinggi terhadap industri teknologi khususnya yang berbasis AI, blockchain dan otomatisasi untuk bersama-sama berkolaborasi dan menghasilkan produk serta layanan bagi kemajuan sektor digital Indonesia di masa depan.
Pendekatan ABCI terhadap transformasi digital Indonesia dibangun melalui enam pilar strategis utama, yakni:
1. Menghasilkan Solusi Inovatif berbasis AI, Blockchain, dan Otomatisasi.
2. Memperkuat Kedaulatan Digital Indonesia.3. Mempererat Kolaborasi Teknologi Internasional.
4. Memberdayakan Talenta Siap AI dalam Negeri.
5. Membangun Ekosistem Inovasi yang Dinamis.
6. Mendorong Pembentukan Kebijakan yang Kondusif bagi Pengembangan AI dan Blockchain.
Turut hadir dalam acara peluncuran ABCI tersebut Anggota Dewan Ekonomi Nasional, Jona Widhagdo Putri; Chairman CEO Business Forum Indonesia, John Kwee Jahja; serta Vice President 4Paradigm Tiongkok, Eric Yu.
Dalam kesempatan ini, para narasumber tersebut turut menyampaikan pandangan mereka mengenai pentingnya teknologi dan bagaimana aplikasinya bisa dioptimalkan di kehidupan sehari-hari baik dari sisi profesional maupun pribadi.
Tiongkok sendiri merupakan salah satu pemimpin global dalam industri AI, khususnya terkait kebijakan pemerintah yang suportif, infrastruktur data unggul seperti 5G, dan penerapan konkret di berbagai sektor industri. Oleh karena itu, kolaborasi dengan Tiongkok melalui ABCI adalah langkah strategis agar Indonesia bisa tampil sebagai pemain utama dalam inovasi teknologi global.