Oleh: Salamuddin Daeng
TATAPAN matanya kosong, Perubahan ini dia tidak mengerti sejarahnya. Dia bahkan tidak tahu kapan waktu perubahan itu dimulai. Dia juga tidak tahu mengapa perubahan ini terjadi. Apa sebab, apa dasarnya? Lalu menatap dengan tatapan mata kosong. Ooo perubahan tengah terjadi.
Wah bahaya sekali! Jika pengambil kebijakan tidak memiliki memori sejarah maka pasti tidak tau bagaimana membangun rencana masa depan. Dia hanya akan sibuk menjelaskan ini ada tarif negara ini terhadap ini, ini ada tekanan negara ini terhadap ini. Bahaya itu, bahaya ini. Ayo ikut tuan sana, ayo ikut tuan ini. Wah bisa cilaka!
Pertama sekali mulai dengan pernyataan: Bagaimana Anda mengerti keadaan hari ini kalau Anda tidak punya pengetahuan tentang sejarahnya? Tidak tau sejarah perubahan sekarang ini, maka sudah pasti anda tidak tau cara menghadapinya ke depan. Jadi pelajarilah sejarah.
Coba lihat orang amnesia yang kehilangan ingatan, seperti itulah orang yang tidak tau sejarah. Maka orang yang hilang ingatan atau tidak punya pengetahuan tentang ingatanya maka sudah pasti dia tidak mengenal sekelilingnya.
Jangankan mengenal keadaan, mengenal ibu, bapak, teman temannya saja dia lupa. Lalu bagaimana mungkin dapat membaca sebuah kejadian?
Mencermati Pidato Sri Mulyani tentang APBN 2025 kita sungguh kaget. Dia tidak tahu kapan perubahan ini terjadi, tidak pernah mempelarinya, tidak punya ingatan tentang itu.
Tahun berapa itu perubahan? Tanyanya. Wah, itu berarti dia tidak tahu sejarahnya. Tahun berapa? Dia ragu, bingung, dan tidak tahu kapan perubahan ini dimulai. Padahal yang harus dipahaminya bukan sekedar tahun berapa, tapi gerak sejarahnya, sejarah itu bergerak dan hampir pasti.
Orang yang tidak punya ingatan sejarah, lalu tidak dapat membaca keadaan sekarang dan sudah dapat dipastikan tidak dapat membaca keadaan sekarang, lalu bagaimana dia bisa punya jawaban atas keadaan sekarang? Lebih parah lagi bagaimana dia akan punya jawaban atas masalah dimasa depan? Bagaimana dia bisa membuat rencana menghadapi masa depan?
Tentu saja ini masalah serius bagi kita. Menteri Keuangan tidak dapat menjelaskan mengapa Amerika Serikat mengambil keputusan seperti sekarang ini, dan bagaimana sejarahnya?
Wah, masa depan negara tidak diserahkan kepada orang amnesia. Karena menghadapi masa depan yang lebih dinamis kita membutuhkan rencana yang kuat. Sebuah rencana yang menerjemahkan perubahan setiap detail masalah dari masa ke masa, sehingga sudah dapat diperkirakan masalah ekonomi yang akan datang kemudian hari.
Jika dia mengajak semua orang Indonesia meraba didalam gelap, kelihatannya akan seperti itu, maka sebab ketidak tahuan dia ini akan membuat ratusan juta orang cilaka dua belas!
Ingat, Donald Trump bukan orang iseng yang mau buat ribut dunia. Kebijakan ada sejarahnya, dalam sejarah itu ada sebab-sebab, sejarah itu yang membuat kejadian sekarang ada, dan kejadian di masa depan.
Jadi secara keseluruhan saya menilai bahwa kemarin itu SMI bukan mengulas APBN, tapi membaca mantra-mantra mistik, memanggil ruh-ruh gentayangan pasar bebas yang menjadi tuannya selama 50 tahun.
Sri mulyani mengeluh dunia berubah, tapi dia tidak tahu kapan mulai berubah, apa sebab berubah, bagaimana historinya. Rupanya dia tidak tahu kapan dunia mulai berubah. Jadi bagaimana dia tahu cara menghadapinya sementara sejarahnya dia tidak tau.
Lalu dia bilang selamat tinggal pasar. Ini jelas provokasi. Belum pernah kita dengar Menteri Keuangan negara lain mengatakan selamat tinggal pasar. Pantas saja orang pada kabur dari bursa efek. Tapi tak apa. Bursa Efek Indonesia adalah pasar gocekan, bagus kalau dia terburu-buru kabur. Jadi tidak bisa banyak yang diangkut oleh para pelaku gocekan saham.
Hal yang perlu diantisipasi adalah sekarang mulai banyak orang memistikan Sri Mulyani, seolah ekonomi adalah Sri Mulyani dan Sri mulyani adalah ekonomi. Hari ini mantranya mendatangkan bahaya.
Hantunya muncul semua di pasar gocekan saham. Sri Mulyani ngeles dengan menebarkan isue dia mundur sebagai Menkeu. Lalu seolah isue ini yang memicu Ambruknya bursa saham. Padahal ambruknya bursa kemarin akibat provokasi dia soal defisit APBN. Dia menyebarkan isue bahwa defisit APBN karena program presiden Prabowo seperti makan bergizi gratis, Danantara dan pembatasan lalu lintas devisa.
Strategi Presiden Prabowo tepat. Kubangan diobok obok, hantu-hantu keluar semua karena sesak nafas. Tinggal panggil Ghostbuster untuk tangkap mereka. Hantu-hantu yang selama ini selalu menebarkan ancaman, provokosi, unruk mengancam pemerintah supaya pemerintah tunduk pada agenda neoliberal dan tunduk pada kehendak oligarki parasit.
Program Prabowo soal pembatasan lalu lintas devisa, pembentukan Danantara dan efisiensi APBN adalah kebijakan yang tepat untuk rekonsentrasi sumber daya keuangan Indonesia, membubarkan neoliberalisme keuangan yang dijalankan selama ini melalui dekonsentrasi.
Ingat liberalisasi keuangan dan dekonsentrasi adalah sumber masalah hancurnya fundamental ekonomi, ketergantungan terhadap utang dan perampokan sumber daya alam Indonesia secara masif. Prabowo benar benar telah menghentikan ini!
Konsentrasi sumber daya keuangan nasional akan dikerahkan pada tiga program paling inclusive yakni pembangunan tiga juta rumah, hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam Indonesia secara menyeluruh dan makan bergizi gratis yang akan memperkuat ekonomi Indonesia sampai lapisan terbawa yakni industri pertanian, peternakan, perikanan, indusri kecil, menengah dan industri makanan dan minuman.