PADA masa jayanya, Soekarno disebut sebagai “penyambung lidah rakyat”. Maknanya adalah bahwa pada waktu itu yang aktif dan efektif sebagi jurubicara rakyat adalah Soekarno.
Soekarno telah menyelesaikan tugasny sebagai jurubicara rakyat Indonesia yang baru merdeka. Dia menyampaikan aspirasi rakyat yang menentang kolonialisme dan kapitalisme.
Hari ini, Indonesia memerlukan “penyambung nurani” rakyat. Figur yang diperlukan itu sudah ada di tengah kita. Dia terbukti mampu menjadi magnet yang meyakinkan rakyat tentang pilihan terbaik untuk membawa Indonesia keluar dari situasi sulit saat ini.
Melalui visi “Indonesia Adil Makmur untuk Semua” yang telah didaftarkan di KPU kemarin (19/10/2023), Anies Baswedan kini menjadi “penyambung nurani rakyat”. Gagasan besar ini merebut hati rakyat dari segala kalangan.
Gagasan besar untuk memakmurkan seluruh rakyat tanpa kecuali itu, disampaikan Anies dengan penjelasan yang dapat diterima akal sehat. Tidak ada narasi yang berlebihan. Sehingga rata-rata orang mengakui bahwa gagasan Anies tentang masa depan Indonesia sangat bisa direalisasikan. Bisa dicapai.
Dengan karisma dan integritasnya, gagasan yang bertema “perubahan” itu disambut gegap gempita. Publik percaya gagasan itu akan memperbaiki Indonesia. Dan akan membawa Indonesia menjadi negara maju.
Cara Anies menyampaikan gagasan perubahan sangat “convincing” (meyakinkan). Dalam arti, personalitas (kepribadian) Anies ikut memberikan bobot pada gagasan besar itu.
Dia selalu artikulat berbicara. Menggunakana bahasa yang mudah dipahami. Runtut, lugas, jernih. Plus ekspresi yang menghilangkan keraguan audiensnya.
Anies mempreteli dengan detail masalah fundamental yang harus ditangani. Yaitu menstabilkan biaya hidup yang murah, mengutamakan kesehatan rakyat, pendidikan tinggi yang terjangkau kelas bawah, dan pemberantasan korupsi secara serius.
Anies akan menegakkan hukum dan keadilan kalau ia diberi kepercayaan sebagai presiden. Tidak tebang pilih, tidak ada lagi mafia.
Semua ini berhasil memikat hati rakyat dari semua kalangan dan latar belakang. Anies menyentuh nurani mereka. Nurani rakyat itu berserakan di segenap pelosok negeri.
Anies berusaha mengumpulkan orang-orang yang sehati dengannya. Ia pun menyediakan diri secara total sebagai “penyambung nurani rakyat” itu.