Pertamina, Antara Mencari Uang dan Berbisnis Minyak, Pilih Mana?

OLEH: SALAMUDDIN DAENG

Image 3
Dirut Pertamina, Nicke Widyawati

SEBETULNYA visi Pertamina telah bergeser cukup significant sejak 2018, sejak Nicke Widyawati menjabat Dirut Pertamina. Visi telah bergeser dari tidak sekedar mencari minyak atau mengebor, menyuling dan menjual minyak tapi juga mencari uang. Ini memang sejalan dengan visi presiden Jokowi yang memang aktif memcari uang untuk membangun infrastruktur.

Bayangkan sejak Nicke menjabat Dirut Pertamina telah menunjukkan pencapaian dalam mendapatkan utang dari penerbitan global bond yang tidak didapat oleh perusahaan lainnya di tanah air. Hampir 10 miliar dolar utang global bond yang diciptakan dalam masa ini. Sementara pada saat yang sama harga minyak stagnan pada tingkat harga rendah. Target raihan global bond sebesar 20 miliar dolar.

Bayangkan kalau misi tidak digeser. Sulit bagi Pertamina mencari uang pada tingkat harga minyak rendah. Penyebabnya adalah pertama, harga jual BBM ditetapkan oleh pemerintah baik secara terang terangan maupun secara terselubung.

Jadi harga minyak mentah rendah tidak otomatis menjadi keuntungan Pertamina. Selain itu sebagian besar BBM yang dijual adalah barang subsidi yang mengadalkan pergantian dari APBN. Sementara pergantian dari APBN itu lebih banyak poles polesan dan omong kosong.

Ketika visi sudah digeser mencari uang maka harus digarap dengan serius. Sehingga yang harus berdiri di garis depan perusahaan adalah jurkam jurkam Pertamina, sehingga dapat menunjukkan dirinya sebagai perusahaan paling terbuka dalam hal  partisipasi publik menyongsong abad transisi energi.

Dengan demikian program IPO atau penjualan saham ke publik dan mencari utang melalui global bond, menumpuk green bond tentunya akan mulus.

Perlu dipertimbangkan bahwa tahun 2023 harga minyak diperkirakan akan berada pada posisi rata rata 65 dolar per barel. Tahun 2024 harga minyak akan turun lagi ke 50-55 dolar per barel. Ini bukan ramalan, ini adalah proposal rezim keuangan internasional yang hendak menata ulang energi dunia. Jadi tahun tahun ke depan fokuslah mencari uang. Untuk itu maka poles poleslah penampilan, laporan keuangan sebagai tonggak lanjutan rekayasa keuangan.

Jadi apa yang dilakukan Dirut Pertamina dalam 5 tahun terakhir yakni mencari uang telah menunjukkan pergeseran visi dan misi Pertamina. Lagipula dirasa tidak mungkin meningkatkan produksi minyak, karena sumur sudah tua dan uzur sehingga produksi menurun secara konsisten.

Atau tidak mungkin menaikkan harga jual solar dan pertalite. Itu beresiko secara politik. Jadi itu barangkali alasan mencari utang sebanyak banyaknya.

Jika IPO menghasilkan uang lalu setelah itu tentu akan dilanjutkan dengan membuat global bond sebanyak mungkin, maka slogan Pertamina bisa segera diubah. Money and Prosperity. Iso ora?

PERTAMINA

Berita Terkait

Berita Lainnya