SEORANG sahabat, wartawan senior, salah satu mentor kami di dunia jurnalistik dipanggil menghadap Ilahi, baru saja, Kamis (29/9) malam pukul 19.00 WIB. Dia Drs HM Irsyad Sudiro MSi yang menghembuskan nafas terakhir dalam usia 80 tahun. Meninggalkan seorang istri, Ibu Hj. Fakhomah dan lima anak, putra putri.
Menurut Azimah, menantunya, Irsyad sempat lima hari dirawat di ICU RSCA Depok akibat komplikasi beberapa penyakit.
Irsyad adalah wartawan senior mantan Redaktur Pelaksana Harian Angkatan Bersenjata. Ia sekaligus politikus senior Partai Golkar, pernah duduk beberapa priode di DPR-RI. Terakhir Irsyad Sudiro menjabat sebagai Ketua Badan Kehormatan DPR-RI.
Perkenalan saya dengan Irsyad pertengahan tahun 1970 an. Mula-mula saya hanya mengantarkan tulisan/artikel, kemudian ditawari untuk bekerja sebagai wartawan tetap di HAB sejak 1976. Selain politik, Irsyad Sudiro punya perhatian pada kesenian dan kebudayaan. Ia Ialu membuka rubrik/halaman kebudayaan di koran HAB dan saya diminta untuk mengisinya, selanjutnya diangkat menjadi redaktur di HAB. Tugasnya, antara lain, bertanggung jawab atas halaman kebudayaan tersebut.
Masih lekat dalam ingatan kenangan mengesankan setiap kali menemani tugas deadline dia di percetakan. Saya paling sering diajak menemani dia piket menulis berita -berita stoper — begitu istilahnya masa itu — mengisi halaman kosong. Itu memang di luar tugas saya, namun menyenangkan karena itu adalah pengenalan awal terhadap tugas-tugas redaksional yang kelak berguna saat saya memimpin media pers. Setiap malam kami berboncengan ke percetakan menggunakan skuter dia.
Irsyad wartawan energik. Saya banyak menyerap ilmunya masa itu. Aktifitas sehari-harinya padat dengan kesibukan sebagai wartawan, redaktur pelaksana surat kabar harian penting di Indonesia, dan aktif pula sebagai pengurus ormas MKGR yang menjadi akses dia terjun ke politik, hingga berhasil meraih cita-citanya sebagai anggota parlemen. (Dulu masih boleh wartawan merangkap sebagai politikus).
Sangat produktif. Secara teratur setiap minggu menulis artikel untuk rubrik tetapnya dengan menggunakan nama samaran Abu Firman. Pembaca rubriknya cukup luas, termasuk Adam Malik yang menjabat Wakil Presiden RI.
Berita kepergian almarhum disampaikan pertama kali oleh Azimah, sang menantu. Tidak lama setelah Irsyad dinyatakan tiada.
Dalam sepekan ini, kami kehilangan dua kawan wartawan senior, yang kebetulan mentor kami satu "almamater": Harian Angkatan Bersenjata. Sebelumnya, Minggu, 26 September lalu, Darmansyah Darwis berpulang dalam usia 79 tahun. Almarhum juga wartawan senior, mantan Wakil Pemimpin Redaksi HAB.
Selamat jalan Pak Irsyad dan Pak Darman. Semoga Husnul Khotimah. Al Fatihah.
Penulis adalah Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat