Buntut aksi hacker Bjorka yang membobol dokumen Pemerintah sampai data pribadi beberapa menteri di Kabinet Indonesia Maju mendapat atensi khusus dari Presiden Jokowi, Selasa, (13/9).
Hari Senin 12 September kemarin, Presiden Jokowi menggelar rapat di Istana Negara bersama sejumlah menteri sebagai tindak lanjut dari aksi yang dilakukan oleh Bjorka atas kebocoran data pemerintah.
Pjs Ketua Umum BADKO HMI Jabodetabeka-Banten, Fadli Rumakefing, menilai atensi Presiden Jokowi dalam upaya membentuk Emergency Response Team yang terdiri dari BSSN, Kominfo, Polri, dan BIN sudah tepat.
Lanjut Fadli, peristiwa ini memperlihatkan dengan jelas, mana menteri yang benar-benar mengerti dengan pekerjaan di Kementerian yang dipimpinnya, dan mana yang mungkin tidak paham sama sekali.
"Baiknya Presiden Jokowi mencari orang yang benar-benar mengerti dan paham tentang teknologi dan digitalisasi untuk memimpin Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang dapat memastikan keamanan nasional di sektor digital dapat terjaga dengan baik, terlebih terkait dengan perlindungan data pribadi masyarakat Indonesia,” ujar Fadli Rumakefing.
“Olehnya itu, kami dari HMI meminta kepada Presiden Jokowi untuk copot Johnny G Plate dari Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), masih banyak anak bangsa di negeri ini yang memiliki latar belakang pendidikan teknologi dan informasi serta kompetensi yang layak memimpin kementerian tersebut,” tegasnya.
Belum lagi, sambungnya, beredar isu yang menyebutkan Johnny G Plate menganti nomornya dari (+62) Indonesia ke (+1) Amerika Serikat.
"Ini kan terlihat jelas kegagalan dan keraguan Johnny G Plate dalam memimpin (Kemenkominfo) memastikan keamanan data pribadi di Indonesia,” demikian Fadli.