Tesla bertekad menghadirkan mobil listrik terjangkau, dengan harga 25.000 dolar Amerika Serikat (AS), atau setara Rp 353,5 juta.
Demikian seperti disampaikan Elon Musk dalam acara Battery Day 2020 lalu. Produk tersebut rencananya akan meluncur tiga tahun lagi, atau pada 2023.
Namun kabar terbaru mengutip Carscoops dan Electrek, Tesla bakal mempercepat rencana tersebut. Ini diketahui dari bocoran dokumen Gigafactory Tesla di Shanghai yang dikirim ke pemerintah.
Tertulis, model domestik baru Tesla akan langsung diproduksi di Gigafactory di Shanghai. Segmen dan harga jual, akan lebih rendah dari Model 3.
Harganya mobil baru tersebut juga diperkirakan tidak akan berubah, antara 160.000 yuan dan 200.000 yuan. Produksi dan pengiriman massal mungkin paling cepat pada tahun 2022.
Bila mengonversikan dengan rupiah, 160.000 yuan setara Rp 350,3 juta. Sementara 200.000 yuan sama dengan Rp 437,5 juta.
Salah satu yang membuatnya bisa terjangkau, adalah teknologi sel baterai baru 4680. Menggantikan model 2170.
Tesla 4680 memiliki struktur dan kandungan yang berbeda dengan sebelumnya, seperti mengurangi kandungan kobalt pada katoda, menggantikannya dengan kadar nikel-tinggi.
Melalui pengembangan baru, baterai 4680 ini diklaim bisa mereduksi biaya produksi sampai 56 persen per kWh. Mengutip The drive.com berikut rinciannya:
Perubahan desain sel baru hemat 14 persen
Perubahan manufaktur hemat 18 persen
Perubahan material anoda hemat 5 persen
Perubahan material katoda hemat 12 persen
Perubahan integrasi sel baterai pada kendaraan hemat 7 persen.
Selain ukuran, baterai baru Tesla ini punya kapasitas 6 kali lebih besar dari sebelumnya, dan lebih banyak 5 kali lipat menampung energi.
Bahkan dengan kapasitas yang sama, baterai baru mampu menambah jarak 16 persen lebih jauh.
Nampaknya cita-cita Elon Musk, terkait harga baterai yang akan semakin murah bisa terealisasi. Diperkirakan akan berada di bawah 100 dolar AS per kWh, atau Rp 1,4 juta.